Jumat, 13 Juli 2012

RENCANA BAGI KEHIDUPAN UMAT-NYA



1.    KRISTUS BERADA SEJAK DARI KEKEKALAN

Karena kisah kehidupan Kristus adalah penggenapan nubuatan, kisah hidupnya ditulis sebelum Ia dilahirkan. Nubuatan Perjanjian Lama menyebutkan garis besar yang jelas dari kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristus jauh sebelumnya. Perjanjian baru adalah kisah hidupNya yang diceritakan sebagai penggenapan. Hidup 500-1500 tahun sebelum kelahiran Kristus, para nabi di dalam Perjanjian Lama membuat belasan ramalan khusus tentang kehidupan Mesias. Dan pada awal pelayanan Kristus di dunia, ketika orang membandingkan kehidupanNya dengan nubuatan Perjanjian lama, apakah yang mereka simpulkan? “Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Yohanes 1:45. Juruselamat kita memenuhi nubuatan untuk menyatakan identitasnya: “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.” Lukas 24: 25-27. Nubuatan yang dipenuhi memberikan bukti yang kuat bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan.

3.    KEHIDUPAN KRISTUS, PENGGENAPAN ATAS NUBUATAN

Marilah kita melihat beberapa ayat nubuatan dari Perjanjian Lama dan pemenuhannya di dalam Perjanjian Baru.
Tempat KelahiranNya
“Tetapi engkau hai Betlehem Efrata, ... dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala,sejak dahulu kala.” Mikha 5;1.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea.” Matius 2:1.
KelahiranNya dari Anak Perawan:
Nubuatan Perjanjian Lama:
“Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel [Tuhan menyertai kita]” Yesaya 7:14.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel—yang berarti Allah menyertai kita.” Matius 1:20-23.
Garis silsilahNya dari suku Yehuda.
Nubuatan Perjanjian Lama:
“Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda .sampai dia datang yang berhak atasnya.” Kejadian 49:10.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda.” Ibrani 7:14.
Dia ditolak:
Nubuatan Perjanjian Lama:
“Ia dihina dan dihindari orang.” Yesaya 53:3.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.” Yohanes 1:11.
Pengkhianatan dan Upah yang Dibayarkan PengkhianatNya:
Nubuatan Perjanjian Lama:
“Bahkan sahabat karibku yang kupercayai yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.” Mazmur 41:10. “Lalu aku berkata kepada mereka, “Jika itu kamu anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak, biarkanlah. Mereka membayar upahku dengn menimbang tiga puluh uang perak.”Zakharia 11:12.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“”Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala, Ia berkata,”Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.” Matius 26:14, 15.
KematianNya di Kayu Salib:
Nubuatan Perjanjian Lama:
“mereka menusuk tangan dan kakiku.” Mazmur 22:17.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ.” Lukas 23:33. (Lihat juga Yohanes 20:25).
Ia Bebas dari Kubur
Nubuatan Perjanjian Lama:
“Sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan.” Mazmur 16:10.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara dtenggang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa dagingNya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Kisah 2:31, 32.
Bukti-buktinya adalah kuat bahwa Yesus tidak sekedar menggenapi sebagian nubuatan. Kisah hidupNya adalah benar-benar dituliskan sebelumnya secara adikodrati. Benarlah, Yesus adalah Anak Allah. Setelah melihat bukti-bukti tersebut, kita perlu membuat keputusan dengan banyak berdoa tentang siapakah yang akan menjadi Tuhan di dalam kehidupan kita. Jikalau anda belum melakukannya, apakah anda akan meletakkan kehidupan anda di tangan Yesus?
4.    KEHIDUPAN YANG DIRANCANG OLEH ALLAH

Yesus hidup sesuai dengan rencana Allah, yang digariskan ratusan tahun sebelum kelahiranNya. Selalu sadar dengan kenyataan ini, Ia tetap peka terhadap tuntunan Allah. Kristus berkata: “Aku tidak berbuat apa-apa dari diriku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepadaKu . sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepadaNya.” Yohanes 8:28, 29.Tuhan merencanakan kehidupan manusiawi Yesus sebelum kelahiranNya, dan Tuhan juga mempunyai rencana bagi setiap manusia. Ia mengetahui bagaimana masing-masing dari kita dapat memenuhi keinginan kita yang terdalam dan menemukan hidup berkelimpahan. Ray tidak selalu yakin apakah ia ingin berserah kepada rencana Tuhan. namun ketika ia harus membuat keputusan besar tentang di mana harus berkuliah, ia memutuskan untuk pertama kalinya di dalam hidupnya untuk mencari tuntunan ilahi dalam hal ini. Ia berdoa beberapa hari dan mencoba mendengarkan jawaban. Setelah beberapa lama ia tampaknya memiliki alasan jelas mengapa ia mengambil pilihan B: universitas yang lebih murah, namun besar dan membuat dia merasa tidak berarti. Segera setelah kuliah dimulai, ia berkenalan dengan beberapa orang Kristen yang baik yang menjadi anggota Kampanye Kampus untuk Kristus. Pengalamannya bersama mereka selama dua tahun berikutnya mengubah hidupnya secara radikal. Ketika Ray melihat kembali sekarang ini, ia mencatat bahwa setiap kali ia harus menghadapi keputusan besar dan mencari tuntunan ilahi, “Tuhan membuka seluruh bidang kehidupan saya.” Bagaimana anda bisa mengetahui rencana Tuhan bagi kehidupanmu? Tuhan menuntun dalam beberapa cara:
(1 ) Alkitab. Menurut penulis Mazmur, apakah Buku Penuntun kehidupan? “FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Mazmur 119:105. Firman Tuhan memperbaharui pikiran dan memberi kita pandangan (Roma 12:2, Mazmur 119:99). Waktu teratur untuk belajar Alkitab dengan doa adalah cara terbaik untuk meluruskan prioritas kita.
(2)    KEADAAN YANG TEPAT
Tuhan juga menuntun kita melalui situasi yang diarahkan secara ilahi. Mazmur 23 menggambarkan Dia sebagai Gembala yang Baik. Seorang gembala menggiring domba-dombanya melalui lembah yang hijau dan melalui karang yang terjal. Ia dapat menolong, pengawasannya menguntungkan,dan belajar dari setiap pengalaman. Kita mempunya seorang Gembala yang berada dekat di sisi kita.
(3)    TUHAN BERKOMUNIKASI LANGSUNG KE DALAM HATI
Tuhan juga menuntun kita dengan berbicara kepada hati nurani kita. Roh Kudus dapat menerangi “mata hati kita” (Efesus 1:18). Semakin konsisten kita berkomunikasi dengan Tuhan, semakin Dia mampu menuntun kita. Ia membentuk pengalaman batin dan penalaran dan penilaian kita sehingga kita dapat melihat secara jelas langkah berikut yang perlu kita ambil.
5.    TUNTUNAN HARUS SELARAS
Tentu saja dapat terjadi bahwa kita menganggap diri kita hidup dalam tuntunan Tuhan ketika hanya menuruti kecenderungan dan dorongan diri sendiri (Amsal 16:25). Perasaan kita harus selaras dengan ajaran Alkitab. Tidaklah aman kalau kita menyimpulkan bahwa Tuhan menuntun kita kecuali ketiga tuntunan itu selaras. Sebagai contoh, Jake. Ia memiliki istri yang cantik dan dua anak, namun ia berselingkuh dengan perempuan lain. Ia berkata kepada temannya, “Saya telah berdoa, dan merasa inilah kehendak Tuhan. Emosi dan kesan batinnya secara jelas menggiring dia ke arah yang salah. Ia membayangkan sebagai keberuntungannya bahwa ia bertemu dengan perempuan lain ini dan tidak berbalik melihat ke dalam perintah Alkitab tentang penyelewengan. Dan Alkitab, hukum dan kesaksian, adalah buku tuntunan yang sah, hakim terakhir untuk menentukan langkah yang benar (Yesaya 8:20). Kita tidak boleh membiarkan setiap kesan atau situasi yang tampaknya menguntungkan mengarahkan kita menjauh dari prinsip Alkitab.
6.    BERSERAH KEPADA RENCANA TUHAN
Ketika Iblis datang mencobai Yesus di padang belantara, ia menyarankan, “Jika kamu hanya membatalkan pengorbanan yang menyakitkan yang telah direncanakan BapaMu bagimu, aku akan memberikan dunia ini di telapak tanganmu, dengan kemashyuran, kekayaan, dan kehidupan yang nyaman.” Setan bahkan mengutip ayat Kitab Suci dalam usaha menggagalkan Yesus. Namun setiap kali Yesus mengalahkannya dengan kata-kata, “Ada tertulis” (Matius 4:1-11). Satu pelajaran kuat yang dapat kita ambil dari kehidupan Yesus adalah penyerahanNya kepada kehendak BapaNya. Bahkan di tengah penderitaan yang dahsyat di taman Getsemani, Ia berseru, “Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripadaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Matius 26:39). Setelah tiga tahun pelayananNya, hidup sehari-hari selaras dengan rencana Tuhan, kata-kata Yesus menjelang kematianNya adalah: “Sudah selesai” (Yohanes 19:30). Yesus benar-benar mengatakan, “kehidupanKu yang direncanakan Tuhan sudah lengkap dan selesai.” Ketika anda mulai mendengarkan suara Tuhan berbicara secara saling bersesuaian melalui firmanNya, kesempatan yang menguntungkan, dan kesan langsung, anda dapat belajar menerima tuntunanNya dengan sepenuh hati. Anda juga dapat menemukan sukacita dalam kehidupan dalam rencana dan tuntunan Tuhan.


Naskah Kedua:
Bagaimana kita tahu bahwa Alkitab itu benar?
Ratusan buku telah ditulis mengenai bukti-bukti pengilhaman ilahi Alkitab, dan bukti-bukti ini sangat banyak dan bervariasi. Sayangnya, kebanyakan orang tidak pernah membaca satu buku pun mengenai topik ini. Bahkan, tidak banyak yang membaca Alkitab itu sendiri! Jadi, banyak orang terpengaruh oleh gambaran populer yang keliru bahwa Alkitab mengandung banyak kekeliruan dan tidak lagi bermanfaat bagi kehidupan modern kita.
Namun para penulis Alkitab berulangkali menyatakan bahwa mereka menyampaikan Firman Allah itu sendiri, yang sama sekali tidak mengandung kesalahan dan memiliki otoritas. Sangatlah menakjubkan jika seorang penulis mengatakan hal tersebut, dan jika 40 orang penulis Kitab Suci dengan keliru mengklaim hal tersebut, maka pastilah mereka semua berdusta atau tidak waras atau keduanya.
Namun di pihak lain, jika kitab yang teragung dan paling berpengaruh di sepanjang zaman, yang mengandung kesusastraan yang sangat indah dan tuntunan moral yang paling sempurna yang pernah disusun, ternyata ditulis oleh para penipu fanatik, maka harapan apa yang masih tersisa dalam usaha menemukan arti dan tujuan hidup di dunia ini?
Jika seseorang dengan sungguh-sungguh menyelidiki bukti-bukti alkitabiah ini, ia akan menemukan bahwa klaim pengilhaman ilahi tersebut (yang dinyatakan lebih dari 3.000 kali dengan berbagai cara) sangat bisa dibenarkan.
Nubuat Yang Digenapi
Bukti mengagumkan tentang nubuat yang digenapi hanyalah salah satunya. Ratusan nubuat di dalam Alkitab telah digenapi, secara spesifik dan mendetail, seringkali lama setelah penulis nubuat tersebut meninggal.
Contohnya, Daniel meramalkan pada tahun 538 SM (Daniel 9:24-27) bahwa Kristus akan datang sebagai Juru Selamat dan Raja Israel yang dijanjikan 483 tahun setelah Raja Persia mengijinkan orang-orang Yahudi membangun kembali Yerusalem, yang pada saat itu masih berupa reruntuhan. Nubuat ini, dengan jelas dan pasti, digenapi beberapa ratus tahun kemudian.
Banyak nubuat yang berkenaan dengan berbagai bangsa dan kota yang dengan berjalannya sejarah secara umum, digenapi semuanya secara literal. Lebih dari 300 nubuat digenapi oleh Kristus sendiri pada kedatangan-Nya yang pertama. Nubuat lain berhubungan dengan penyebaran kekristenan, agama-agama palsu, dan pokok-pokok lainnya.
Tidak ada kitab kuno maupun modern lain yang serupa dengan kitab ini. Nubuatan-nubuatan yang samar-samar dan biasanya keliru dari orang-orang seperti Jeanne Dixon, Nostradamus, Edgar Cayce, dan yang lainnya sama sekali tidak dapat dimasukkan dalam kategori yang sama, demikian pula kitab-kitab agama lainnya seperti Al-Quran, Ucapan-ucapan Khong Hu Cu dan tulisan-tulisan agama lainnya. Hanya Alkitab yang memperlihatkan bukti nubuatan yang mengagumkan ini, dan menunjukkannya dengan skala yang begitu luar biasa sehingga menjadikan semua penjelasan mengenai asal-usulnya terlihat absurd, kecuali penjelasan bahwa Kitab ini adalah penyataan ilahi.
Ketepatan Sejarah Yang Unik
Ketepatan sejarah dalam Kitab Suci menempatkannya dalam kelas tersendiri, jauh lebih superior dibandingkan tulisan-tulisan Mesir, Asyur dan bangsa-bangsa kuno lainnya. Peneguhan arkeologi atas catatan Alkitab sepanjang abad 20 demikian banyaknya. Dr. Nelson Glueck, yang barangkali adalah ahli arkeologi Israel terbesar di jaman modern ini, mengatakan:
“Tidak ada penemuan arkeologi yang menyanggah suatu pernyataan Alkitab. Banyak penemuan arkeologi yang telah
meneguhkan, baik secara garis besar maupun rinci, berbagai pernyataan sejarah di dalam Alkitab. Dengan cara serupa, tinjauan yang sesuai atas pernyataan Alkitab seringkali membawa pada penemuan yang mengagumkan.”
Ketepatan Ilmiah
Bukti penyataan ilahi yang mengagumkan lainnya diperlihatkan dalam banyaknya prinsip-prinsip ilmu pengetahuan modern yang dicatat sebagai fakta-fakta di dalam Alkitab jauh sebelum para ilmuwan meneguhkannya secara eksperimen. Beberapa hal diantaranya:

1.   Bulatan bumi (Yesaya 40:22)
2.   Keluasan yang nyaris tak terhingga dari alam semesta (Yesaya 55:9)
3.   Hukum kekekalan massa dan energi (2 Petrus 3:7)
4.   Siklus hidrologis (Pengkhotbah 1:7)
5.   Jumlah bintang yang sangat banyak (Yeremia 33:22)
6.   Hukum entropi yang semakin meningkat (Maz 102:25-27)
7.   Pentingnya darah dalam proses kehidupan (Imamat 17:11)
8.   Sirkulasi atmosfer (Pengkhotbah 1:6)
9.   Medan gravitasi (Ayub 26:7)
10.dan banyak lagi yang lainnya.

Tentu saja semua hal ini tidak diungkapkan dalam bahasa teknis ilmu pengetahuan modern, melainkan dalam ungkapan pengalaman hidup manusia sehari-hari. Namun demikian, semuanya sangat sesuai dengan fakta-fakta ilmu pengetahuan modern.
Penting dicatat bahwa tidak ada kekeliruan nyata yang pernah ditunjukkan di dalam Alkitab, baik mengenai ilmu pengetahuan, sejarah atau pokok lainnya. Memang banyak kekeliruan yang sudah diklaim orang, namun para ahli Alkitab selalu mampu menyajikan penyelesaian yang masuk akal atas semua masalah yang muncul.
Struktur Yang Unik
Struktur Alkitab yang mengagumkan juga perlu ditekankan. Meskipun Alkitab merupakan kumpulan dari 66 buah kitab, yang ditulis oleh 40 penulis atau lebih dalam rentang waktu 2000 tahun, namun Alkitab tetap merupakan satu Kitab, yang memiliki kesatuan dan konsistensi sempurna di setiap bagiannya.
Para penulis Alkitab, pada saat menuliskan kitabnya, tidak memiliki bayangan bahwa pesan mereka pada akhirnya akan dikumpulkan menjadi sebuah Kitab seperti ini, namun demikian semuanya tersusun rapi dan menyampaikan tujuan uniknya sendiri sebagai sebuah komponen dari keseluruhannya. Setiap orang yang mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh pada akhirnya akan menemukan pola struktur dan matematis yang mengagumkan yang terjalin di setiap bagiannya, dengan keterkaitan dan simetri yang tidak dapat dijelaskan sebagai sesuatu yang bersifat kebetulan belaka atau yang dengan sengaja disusun demikian.
Satu-satunya tema Alkitab yang secara konsisten dikembangkan dengan agung dari Kejadian sampai Wahyu adalah karya Allah yang besar dalam penciptaan dan penebusan segala sesuatu, melalui Anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus.

Efek Alkitab Yang Unik
Alkitab juga unik dalam hal pengaruh yang diberikannya kepada orang-orang dan kepada sejarah bangsa-bangsa. Kitab ini merupakan kitab yang paling laku sepanjang zaman, menarik bagi hati maupun pikiran, dicintai oleh setidaknya sebagian orang dari setiap ras atau bangsa atau suku bangsa yang pernah dibawakan kitab ini, kaya atau miskin, orang terpelajar atau sederhana, raja atau orang biasa, dan semua orang dari berbagai latar belakang dan garis kehidupan yang berbeda. Tidak ada kitab lain yang pernah mendapat sambutan universal atau yang pernah menghasilkan efek yang tak berkesudahan seperti itu.

Tidak ada komentar: