1. KRISTUS BERADA SEJAK DARI KEKEKALAN
Karena kisah kehidupan Kristus adalah penggenapan nubuatan,
kisah hidupnya ditulis sebelum Ia dilahirkan. Nubuatan Perjanjian Lama
menyebutkan garis besar yang jelas dari kehidupan, kematian dan kebangkitan
Kristus jauh sebelumnya. Perjanjian baru adalah kisah hidupNya yang diceritakan
sebagai penggenapan. Hidup 500-1500 tahun sebelum kelahiran Kristus, para nabi
di dalam Perjanjian Lama membuat belasan ramalan khusus tentang kehidupan
Mesias. Dan pada awal pelayanan Kristus di dunia, ketika orang membandingkan kehidupanNya
dengan nubuatan Perjanjian lama, apakah yang
mereka simpulkan? “Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam kitab
Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Yohanes 1:45.
Juruselamat kita memenuhi nubuatan untuk menyatakan identitasnya: “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang
Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab
nabi-nabi.” Lukas 24: 25-27. Nubuatan yang dipenuhi memberikan bukti
yang kuat bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan.
3.
KEHIDUPAN KRISTUS, PENGGENAPAN ATAS NUBUATAN
Marilah kita melihat beberapa ayat nubuatan dari Perjanjian
Lama dan pemenuhannya di dalam Perjanjian Baru.
Tempat KelahiranNya
“Tetapi engkau hai Betlehem Efrata, ... dari padamu akan
bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah
sejak purbakala,sejak dahulu kala.” Mikha 5;1.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea.” Matius 2:1.
KelahiranNya dari Anak Perawan:
Nubuatan Perjanjian Lama:
“Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel [Tuhan
menyertai kita]” Yesaya 7:14.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria
sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Ia akan melahirkan anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel—yang
berarti Allah menyertai kita.” Matius 1:20-23.
Garis silsilahNya dari suku Yehuda.
Nubuatan Perjanjian Lama:
“Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda .sampai
dia datang yang berhak atasnya.” Kejadian 49:10.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal
dari suku Yehuda.” Ibrani 7:14.
Dia ditolak:
Nubuatan Perjanjian Lama:
“Ia dihina dan dihindari orang.” Yesaya
53:3.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang
kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.” Yohanes 1:11.
Pengkhianatan dan Upah yang Dibayarkan
PengkhianatNya:
Nubuatan Perjanjian Lama:
“Bahkan sahabat karibku yang kupercayai yang makan rotiku,
telah mengangkat tumitnya terhadap aku.” Mazmur 41:10. “Lalu aku berkata kepada
mereka, “Jika itu kamu anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak,
biarkanlah. Mereka membayar upahku dengn menimbang tiga
puluh uang perak.”Zakharia 11:12.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“”Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang
bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala, Ia berkata,”Apa yang hendak
kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar
tiga puluh uang perak kepadanya.” Matius 26:14, 15.
KematianNya di Kayu Salib:
Nubuatan Perjanjian Lama:
“mereka menusuk tangan dan kakiku.” Mazmur
22:17.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak,
mereka menyalibkan Yesus di situ.” Lukas 23:33.
(Lihat juga Yohanes 20:25).
Ia Bebas dari Kubur
Nubuatan Perjanjian Lama:
“Sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan
tidak membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan.” Mazmur
16:10.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru:
“Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara
dtenggang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak
ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa dagingNya tidak mengalami
kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami
semua adalah saksi. Kisah 2:31, 32.
Bukti-buktinya adalah kuat bahwa Yesus tidak sekedar menggenapi
sebagian nubuatan. Kisah hidupNya adalah benar-benar dituliskan sebelumnya
secara adikodrati. Benarlah, Yesus adalah Anak Allah. Setelah melihat
bukti-bukti tersebut, kita perlu membuat keputusan dengan banyak berdoa tentang
siapakah yang akan menjadi Tuhan di dalam kehidupan kita. Jikalau anda belum
melakukannya, apakah anda akan meletakkan kehidupan anda di tangan Yesus?
4.
KEHIDUPAN YANG DIRANCANG OLEH ALLAH
Yesus hidup sesuai dengan rencana Allah, yang digariskan
ratusan tahun sebelum kelahiranNya. Selalu sadar dengan kenyataan ini, Ia tetap
peka terhadap tuntunan Allah. Kristus berkata: “Aku
tidak berbuat apa-apa dari diriku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang
hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepadaKu . sebab Aku senantiasa berbuat apa
yang berkenan kepadaNya.” Yohanes 8:28, 29.Tuhan merencanakan
kehidupan manusiawi Yesus sebelum kelahiranNya, dan Tuhan juga mempunyai
rencana bagi setiap manusia. Ia mengetahui bagaimana masing-masing dari kita
dapat memenuhi keinginan kita yang terdalam dan menemukan hidup berkelimpahan.
Ray tidak selalu yakin apakah ia ingin berserah kepada rencana Tuhan. namun
ketika ia harus membuat keputusan besar tentang di mana harus berkuliah, ia
memutuskan untuk pertama kalinya di dalam hidupnya untuk mencari tuntunan ilahi
dalam hal ini. Ia berdoa beberapa hari dan mencoba mendengarkan jawaban.
Setelah beberapa lama ia tampaknya memiliki alasan jelas mengapa ia mengambil
pilihan B: universitas yang lebih murah, namun besar dan membuat dia merasa
tidak berarti. Segera setelah kuliah dimulai, ia berkenalan dengan beberapa
orang Kristen yang baik yang menjadi anggota Kampanye Kampus untuk Kristus.
Pengalamannya bersama mereka selama dua tahun berikutnya mengubah hidupnya
secara radikal. Ketika Ray melihat kembali sekarang ini, ia mencatat bahwa
setiap kali ia harus menghadapi keputusan besar dan mencari tuntunan ilahi,
“Tuhan membuka seluruh bidang kehidupan saya.” Bagaimana anda bisa mengetahui
rencana Tuhan bagi kehidupanmu? Tuhan menuntun dalam beberapa cara:
(1 ) Alkitab.
Menurut penulis Mazmur, apakah Buku Penuntun kehidupan? “FirmanMu itu pelita
bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Mazmur 119:105.
Firman Tuhan memperbaharui pikiran dan memberi kita pandangan (Roma 12:2,
Mazmur 119:99). Waktu teratur untuk belajar Alkitab
dengan doa adalah cara terbaik untuk meluruskan prioritas kita.
(2)
KEADAAN YANG TEPAT
Tuhan juga menuntun kita melalui situasi yang diarahkan
secara ilahi. Mazmur 23 menggambarkan Dia sebagai Gembala yang Baik. Seorang
gembala menggiring domba-dombanya melalui lembah yang hijau dan melalui karang
yang terjal. Ia dapat menolong, pengawasannya menguntungkan,dan belajar dari
setiap pengalaman. Kita mempunya seorang Gembala yang berada dekat di sisi
kita.
(3) TUHAN
BERKOMUNIKASI LANGSUNG KE DALAM HATI
Tuhan juga menuntun kita dengan berbicara kepada hati nurani
kita. Roh Kudus dapat menerangi “mata hati kita” (Efesus
1:18). Semakin konsisten kita berkomunikasi dengan Tuhan, semakin Dia
mampu menuntun kita. Ia membentuk pengalaman batin dan penalaran dan penilaian
kita sehingga kita dapat melihat secara jelas langkah berikut yang perlu kita
ambil.
5.
TUNTUNAN HARUS SELARAS
Tentu saja dapat terjadi bahwa kita menganggap diri kita
hidup dalam tuntunan Tuhan ketika hanya menuruti kecenderungan dan dorongan
diri sendiri (Amsal 16:25). Perasaan
kita harus selaras dengan ajaran Alkitab. Tidaklah aman kalau kita menyimpulkan
bahwa Tuhan menuntun kita kecuali ketiga tuntunan itu selaras. Sebagai contoh,
Jake. Ia memiliki istri yang cantik dan dua anak, namun ia berselingkuh dengan
perempuan lain. Ia berkata kepada temannya, “Saya telah berdoa, dan merasa
inilah kehendak Tuhan. Emosi dan kesan batinnya secara jelas menggiring dia ke
arah yang salah. Ia membayangkan sebagai keberuntungannya bahwa ia bertemu
dengan perempuan lain ini dan tidak berbalik melihat ke dalam perintah Alkitab
tentang penyelewengan. Dan Alkitab, hukum dan kesaksian, adalah buku tuntunan
yang sah, hakim terakhir untuk menentukan langkah yang benar (Yesaya 8:20). Kita tidak boleh membiarkan setiap
kesan atau situasi yang tampaknya menguntungkan mengarahkan kita menjauh dari
prinsip Alkitab.
6.
BERSERAH KEPADA RENCANA TUHAN
Ketika Iblis datang mencobai Yesus di padang belantara, ia
menyarankan, “Jika kamu hanya membatalkan pengorbanan yang menyakitkan yang
telah direncanakan BapaMu bagimu, aku akan memberikan dunia ini di telapak
tanganmu, dengan kemashyuran, kekayaan, dan kehidupan yang nyaman.” Setan
bahkan mengutip ayat Kitab Suci dalam usaha menggagalkan Yesus. Namun setiap
kali Yesus mengalahkannya dengan kata-kata, “Ada tertulis” (Matius 4:1-11). Satu pelajaran kuat yang dapat kita
ambil dari kehidupan Yesus adalah penyerahanNya kepada kehendak BapaNya. Bahkan
di tengah penderitaan yang dahsyat di taman Getsemani, Ia berseru, “Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini
lalu daripadaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti
yang Engkau kehendaki” (Matius 26:39).
Setelah tiga tahun pelayananNya, hidup sehari-hari selaras dengan rencana
Tuhan, kata-kata Yesus menjelang kematianNya adalah: “Sudah selesai” (Yohanes 19:30). Yesus benar-benar mengatakan,
“kehidupanKu yang direncanakan Tuhan sudah lengkap dan selesai.” Ketika anda
mulai mendengarkan suara Tuhan berbicara secara saling bersesuaian melalui
firmanNya, kesempatan yang menguntungkan, dan kesan langsung, anda dapat
belajar menerima tuntunanNya dengan sepenuh hati. Anda juga dapat menemukan
sukacita dalam kehidupan dalam rencana dan tuntunan Tuhan.
Naskah Kedua:
Bagaimana kita tahu bahwa Alkitab itu benar?
Ratusan buku telah ditulis mengenai bukti-bukti pengilhaman
ilahi Alkitab, dan bukti-bukti ini sangat banyak dan bervariasi. Sayangnya,
kebanyakan orang tidak pernah membaca satu buku pun mengenai topik ini. Bahkan,
tidak banyak yang membaca Alkitab itu sendiri! Jadi, banyak orang terpengaruh
oleh gambaran populer yang keliru bahwa Alkitab mengandung banyak kekeliruan
dan tidak lagi bermanfaat bagi kehidupan modern kita.
Namun para penulis Alkitab berulangkali
menyatakan bahwa mereka menyampaikan Firman Allah itu sendiri, yang sama sekali
tidak mengandung kesalahan dan memiliki otoritas. Sangatlah menakjubkan jika
seorang penulis mengatakan hal tersebut, dan jika 40 orang penulis Kitab Suci
dengan keliru mengklaim hal tersebut, maka pastilah mereka semua berdusta atau
tidak waras atau keduanya.
Namun di pihak lain, jika kitab yang teragung dan paling
berpengaruh di sepanjang zaman, yang mengandung kesusastraan yang sangat indah
dan tuntunan moral yang paling sempurna yang pernah disusun, ternyata ditulis
oleh para penipu fanatik, maka harapan apa yang masih tersisa dalam usaha
menemukan arti dan tujuan hidup di dunia ini?
Jika seseorang dengan sungguh-sungguh menyelidiki
bukti-bukti alkitabiah ini, ia akan menemukan bahwa klaim pengilhaman ilahi
tersebut (yang dinyatakan lebih dari 3.000 kali dengan berbagai cara)
sangat bisa dibenarkan.
Nubuat Yang Digenapi
Bukti mengagumkan tentang nubuat yang digenapi hanyalah
salah satunya. Ratusan nubuat di dalam Alkitab telah digenapi, secara spesifik
dan mendetail, seringkali lama setelah penulis nubuat tersebut meninggal.
Contohnya, Daniel meramalkan pada tahun 538 SM (Daniel
9:24-27) bahwa Kristus akan datang sebagai Juru Selamat dan Raja Israel yang
dijanjikan 483 tahun setelah Raja Persia mengijinkan orang-orang Yahudi
membangun kembali Yerusalem, yang pada saat itu masih berupa reruntuhan. Nubuat
ini, dengan jelas dan pasti, digenapi beberapa ratus tahun kemudian.
Banyak nubuat yang berkenaan dengan berbagai bangsa dan kota
yang dengan berjalannya sejarah secara umum, digenapi semuanya secara literal. Lebih dari 300 nubuat digenapi oleh Kristus sendiri pada
kedatangan-Nya yang pertama. Nubuat lain berhubungan dengan
penyebaran kekristenan, agama-agama palsu, dan pokok-pokok lainnya.
Tidak ada kitab kuno maupun modern lain yang serupa dengan
kitab ini. Nubuatan-nubuatan yang samar-samar dan biasanya keliru dari
orang-orang seperti Jeanne Dixon, Nostradamus, Edgar Cayce, dan yang lainnya
sama sekali tidak dapat dimasukkan dalam kategori yang sama, demikian pula
kitab-kitab agama lainnya seperti Al-Quran, Ucapan-ucapan Khong Hu Cu dan
tulisan-tulisan agama lainnya. Hanya Alkitab yang memperlihatkan bukti nubuatan
yang mengagumkan ini, dan menunjukkannya dengan skala yang begitu luar biasa
sehingga menjadikan semua penjelasan mengenai asal-usulnya terlihat absurd,
kecuali penjelasan bahwa Kitab ini adalah penyataan ilahi.
Ketepatan Sejarah Yang Unik
Ketepatan sejarah dalam Kitab Suci menempatkannya dalam
kelas tersendiri, jauh lebih superior dibandingkan tulisan-tulisan Mesir, Asyur
dan bangsa-bangsa kuno lainnya. Peneguhan arkeologi atas catatan Alkitab
sepanjang abad 20 demikian banyaknya. Dr. Nelson Glueck, yang barangkali adalah
ahli arkeologi Israel terbesar di jaman modern ini, mengatakan:
“Tidak ada penemuan arkeologi yang menyanggah suatu
pernyataan Alkitab. Banyak penemuan arkeologi yang telah
meneguhkan, baik secara garis besar maupun rinci, berbagai
pernyataan sejarah di dalam Alkitab. Dengan cara serupa, tinjauan yang sesuai
atas pernyataan Alkitab seringkali membawa pada penemuan yang mengagumkan.”
Ketepatan Ilmiah
Bukti penyataan ilahi yang mengagumkan lainnya diperlihatkan
dalam banyaknya prinsip-prinsip ilmu pengetahuan modern yang dicatat sebagai
fakta-fakta di dalam Alkitab jauh sebelum para ilmuwan meneguhkannya secara
eksperimen. Beberapa hal diantaranya:
1.
Bulatan
bumi (Yesaya 40:22)
2.
Keluasan
yang nyaris tak terhingga dari alam semesta (Yesaya 55:9)
3.
Hukum
kekekalan massa dan energi (2 Petrus 3:7)
4.
Siklus
hidrologis (Pengkhotbah 1:7)
5.
Jumlah
bintang yang sangat banyak (Yeremia 33:22)
6.
Hukum
entropi yang semakin meningkat (Maz 102:25-27)
7.
Pentingnya
darah dalam proses kehidupan (Imamat 17:11)
8.
Sirkulasi
atmosfer (Pengkhotbah 1:6)
9.
Medan
gravitasi (Ayub 26:7)
10.dan banyak lagi yang lainnya.
Tentu
saja semua hal ini tidak diungkapkan dalam bahasa teknis ilmu pengetahuan modern, melainkan dalam ungkapan
pengalaman hidup manusia sehari-hari. Namun demikian, semuanya sangat sesuai
dengan fakta-fakta ilmu pengetahuan modern.
Penting dicatat bahwa tidak ada kekeliruan nyata yang pernah
ditunjukkan di dalam Alkitab, baik mengenai ilmu pengetahuan, sejarah atau
pokok lainnya. Memang banyak kekeliruan yang sudah diklaim orang, namun para
ahli Alkitab selalu mampu menyajikan penyelesaian yang masuk akal atas semua
masalah yang muncul.
Struktur Yang Unik
Struktur Alkitab yang mengagumkan juga perlu
ditekankan. Meskipun Alkitab merupakan kumpulan dari 66 buah kitab, yang
ditulis oleh 40 penulis atau lebih dalam rentang waktu 2000 tahun, namun
Alkitab tetap merupakan satu Kitab, yang memiliki kesatuan dan konsistensi
sempurna di setiap bagiannya.
Para penulis Alkitab, pada saat menuliskan kitabnya, tidak
memiliki bayangan bahwa pesan mereka pada akhirnya akan dikumpulkan menjadi
sebuah Kitab seperti ini, namun demikian semuanya tersusun rapi dan
menyampaikan tujuan uniknya sendiri sebagai sebuah komponen dari
keseluruhannya. Setiap orang yang mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh
pada akhirnya akan menemukan pola struktur dan matematis yang mengagumkan yang
terjalin di setiap bagiannya, dengan keterkaitan dan simetri yang tidak dapat
dijelaskan sebagai sesuatu yang bersifat kebetulan belaka atau yang dengan
sengaja disusun demikian.
Satu-satunya tema Alkitab yang secara konsisten
dikembangkan dengan agung dari Kejadian sampai Wahyu adalah karya Allah yang
besar dalam penciptaan dan penebusan segala sesuatu, melalui Anak-Nya yang
tunggal, Tuhan Yesus Kristus.
Efek Alkitab Yang Unik
Alkitab juga unik dalam hal pengaruh yang diberikannya
kepada orang-orang dan kepada sejarah bangsa-bangsa. Kitab ini merupakan kitab
yang paling laku sepanjang zaman, menarik bagi hati maupun pikiran, dicintai
oleh setidaknya sebagian orang dari setiap ras atau bangsa atau suku bangsa
yang pernah dibawakan kitab ini, kaya atau miskin, orang terpelajar atau
sederhana, raja atau orang biasa, dan semua orang dari berbagai latar belakang
dan garis kehidupan yang berbeda. Tidak ada kitab lain yang pernah mendapat
sambutan universal atau yang pernah menghasilkan efek yang tak berkesudahan
seperti itu.